Profesi guru (baca : seorang guru ) tidak ubahnya seperti seorang publik figur. Setiap ucapan dan tindakannya selalu menjadi sorotan bagi masyarakat. Bahkan mungkin kesalahan kecil yang diperbuat oleh guru seolah teramat besar, padahal boleh jadi begitu banyak orang lain di luar guru yang juga melakukannya. Orang sering lupa bahwa kesalahan itu juga tak lepas dari sosok guru sebagai manusia biasa tempatnya salah dan khilaf. Mengapa pandangannya seperti ini ? Hal seperti ini tentu bukan tanpa alasan. Jika kita telisik lebih jauh, profesi guru adalah profesi yang menuntut keteladanan yang luar biasa,
dihadapan ratusan pasang mata manusia (baca : peserta didik) dimana pada usia mereka yang masih sangat membutuhkan keteladanan, tidak hanya perkataan tapi juga prilaku atau perbuatan, tentu sudah pada tempatnyalah memperlihatkan yang terbaik di hadapan mereka. Sehingga perkataan dan perbuatan yang baik seorang guru akan bisa mempengaruhi sisi kejiwaan mereka yang diharapkan bisa berimbas kepada perilaku peserta didik pada akhirnya.
Profesi guru adalah profesi yang memerlukan totalitas agar bisa menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Sebagai pendidik profesional tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Demikian yang diungkapkan salah seorang guru besar FKIP Universitas Palangkaraya. lebih jauh beliau mengatakan , untuk menjadi guru yang baik harus merupakTen pangggilan jiwa. (B.Post, 26 Oktober 2011)
Terkait dengan panggilan jiwa ini, barangkali perlu pengkajian secara mendalam tentang apa dan bagaimana menghadirkan sosok guru yang betul-betul karena panggilan jiwanya sehingga memilih profesi guru sebagai jalan hidupnya. Akibat dari pergeseran nilai, boleh jadi tidak hanya peserta didik yang terdegradasi akan nilai-nilai, tetapi juga gurunya. Tentu ini tidak kita harapkan.
Namun jika kita renungi secara mendalam, sangat benar apa yang dikatakan oleh sang guru besar FKIP Unpar Palangkaraya tersebut, jiwa kita harus lebih dulu terpanggil, maka raga kita akan mengikutinya apa yang diinginkan oleh jiwa itu.
Tulisan ini hanya untuk kita jawab dalam hati kita masing-masing, saya tak diberi kemampuan untuk mendeskripsikannya.
Semoga kita menjadi guru yang baik ......bagi peserta didik maupun bagi kehidupan tentunya. Amiin
0 comments:
Posting Komentar