Karya : Novia Anggraini |
“Mas, tolong antar saya ke Jalan Sultan Hasanuddin yah !” Kata seorang perempuan.
“Oiyah mba...”Kata Ayah.
Setelah sampai di Jalan Sultan Hasanuddin, motorpun berhenti.
“Mba, ini sudah sampai ...”Kata Ayah.
“Oiyah, berapa Mas ?” Tanya perempuan itu.
“Cuma Rp 20.000,00, mba!” Kata perempuan itu.
“Ohhh, ini mas ! Terima kasih ....” Kata perempuan itu.
“Oiyah, sama-sama mba ...”Kata Ayah.
Ayahpun pergi ke pengkolan ojek, berdiam diri menunggu pelanggan. Namun hari sudah tidak terasa berganti malam. Ayah kembali ke rumah dengan membawa makanan untuk Risa.
“Tok, tok, tok ...”terdengar suara pintu di luar. Risa pun membuka pintu.
“Assalamualaikum ...” Kata Ayah.
“Wa alaikum salam ...” Kata Risa.
“Ayah sudah bawa uang berapa untuk malam ini ?” Tanya Risa.
“Ayah cuma ada uang Rp 110.000,00 saja nak ! Ini Ayah bawa makanan untuk kamu Risa ...”Kata Ayah.
“Aku gak mau makanan jalanan !” Kata Risa berteriak dengan melempar makanan tersebut.
“Ini makanan, nak! Syukuri saja yang ada untuk malam ini !” Kata Ayah.
“Aku gak mau tau ! Ayah harus cari uang yang banyak. Jika perlu gak usah pulang ke rumah sebelum membawa uang yang banyak !” Kata Risa sambil mengusir Ayahnya.
Di malam yang dingin dan sunyi, Ayah berdiam diri di pengkolan ojek dengan sebuah harapan akan ada pelanggan yang datang. Namun tak ada satupun pelanggan yang datang. Tanpa terasa malam berganti pagi, namun Ayah tetap di pengkolan ojek menunggu pelanggan. Sedangkan Risa bersenang-senang dengan teman-temannya di club malam. Perilaku anak jaman sekarang atau yang sering disebut kids jaman now jangan ditanya tentang sikap pergaulan bebas mereka. Itulah yang terjadi pada Risa, semenjak ibunya meninggal dunia empat tahun yang lalu. Sebelum ibunya meninggal, Risa adalah anak yang baik terhadap kedua orang tuanya. Namun setelah ibunya meninggal perilaku Risa berubah. Biar bagaimanapun semua akan kembali ke Maha Pencipta. Tetapi Risa enggan menerima fakta bahwa ibunya meninggal. Menurut Risa, ibunya meninggal karena Ayahnya. Ibunya mengalami sakit keras namun Ayah tak mempunyai uang untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Dan semenjak itu Risa mulai merubah perilaku hidupnya. Ayahpun pulang ke rumah saat sore hari.
“Assalamualaikum Risa ! Risa ini Ayah nak !” Kata Ayah.
Namun pintu tidak terkunci.
“Kok pintu terbuka ? Risa kemana ?” Kata Ayah.
Pintu tidak terkunci, Risa pun tidak ada di rumah. Bahkan rumahmu sangat kotor. Ayah sudah biasa dengan perilaku Risa. Lalu Ayah membersihkan rumah, dari mencuci piring, mencuci baju, menyapu dan lap lantai itu semua dilakukan oleh Ayah seorang diri. Saat Ayah membersihkan rumah Ayah tak menyadari sudah jam 12 malam. Akan tetapi Risa belum pulang ke rumah. Saat jam 5 subuh Risa pulang ke rumah dalam keadaan mabuk, Ayah terkejut.
“Risa, kamu kenapa sampai kaya begini ?” Tanya Ayah.
“Ahhh ... jauh sana Ayah pergi ! Aku mau tidur !” Kata Risa.
“MasyaAllah nak ! Kamu itu perempuan, jalan malam bisa saja diculik. “ Kata Ayah.
Namun Risa tidak menghiraukan perkataan Ayah dan pergi ke kamar untuk tidur. Saat Risa tertidur, Ayah saat itu memasuki kamar Risa. Ayah pun menyelimuti Risa yang merasa kedinginan. Lalu Ayah pergi ke pengkolan ojek untuk mencari uang. Jam 2 siang Risa pun terbangun.
“Yah...Ayah !Duh ... Ayah ke mana sih ? Oiyah, Ayah kerja.” Kata Risa.
Suara tlpon pun berdering.
“Suara apa lagi sih ! Telepon dari siapa yah ? Hahhh ...telepon dari Ayu. Ini anak kesambet apa ? Halo ! Kenapa Yu ?” Tanya Risa.
“Halo Ris ! Ris, malam ini jangan lupa datang ke tempat biasa kita nongkrong yah !” Kata Ayu.
“Emangnya ada acara apa malam ini ?” Tanya Risa.
“Malam ini kita party buat ngerayain ulang tahun gue yang ke-20 tahun !” Kata Ayu.
“Oke, ntar malam gue datang !” Kata Risa.
“Aman.” Kata Ayu (mematikan teleponnya).
Saat malam Risa pergi ke tempat biasa ia dan teman-temannya menghabiskan malam . Risa, Ayu dan teman-temanya larut dalam suasana yang bisa dibilang cukup ramai itu. Dan saat pagi mereka pulang ke rumah masing-masing. Saat Risa pulang ke rumah ternyata ada salah satu teman yang mengikuti Risa karena sudah mencurigai Risa sejak lama. Dan ternyata, kecurigaannya itu benar. Risa adalah orang yang miskin bertingkah seperti orang kaya. Lalu ia memberitahukan kepada semua teman-temanya. Risa pun pulang ke rumah namun Ayah tidak ada karena bekerja. Ia pun sendiri di rumah dan karena lelah Risa pun tertidur lelap.
“Kring-kring.” Suara telepon berdering Risapun terkejut dan terbangun. Lalu ia langsung mengangkat telepon tersebut.
“Halo ! Ada apa Yu ?” Tanya Risa.
“Halo Ris ! Jangan lupa malam ini ke tempat nongkrong biasa karena ada yang pengen kita omongin !” Kata Ayu ( mematikan teleponnya).
Dan malam pun Risa pergi.
“Ada apa sih ? Pengen ngomongin apa ?” Tanya Risa.
“Ohhh ... ini orang ngaku-ngaku tajir aslinya orang rendahan ! Ehhh ... orang kaya lo itu gak pantas bergaul sama kita !” Kata teman-teman Risa.
Saat di tempat nongkrong Risa hanya menjadi bahan bully oleh teman-temannya. Risa pun kesal dan menangis. Lalu ia pun pulang ke rumah sambil menangis, Ayah pun merasa bingung.
“Risa kenapa kamu menangis nak ?” Tanya Ayah.
“Ini tuh semua karena Ayah !” Kata Risa.
“Semua karena apa nak ?” Tanya Ayah.
“Ibu meninggal karena Ayah gak ada biaya untuk ke rumah sakit dan mengapa aku terlahir menjadi putri tukang ojek yang miskin !” Kata Risa.
“Kamu gak boleh bilang seperti itu nak ! Ini Ayahmu yang sudah susah payah mencari uang untuk kamu !” Kata Ayah.
“Aku gak mau lihat muka Ayah lagi ! Pergi Ayah dari sini ! Pergi !” Kata Risa sambil berteriak.
Ayahpun pergi meninggalkan rumah. Dan Risa masih merasa kesal dan sedih. Di jalan raya Ayah mengendarai dimalam hari yang dingin, sunyi dan hujan Ayah sambil menangis, namun Ayah tak menyadari ada sebuah mobil yang sangat laju dan tak sangka menabrak Ayah dan meninggalkan Ayah seorang diri dengan berlumuran darah. Lalu ditemukan warga setempat, namun saat saat dibawa ke rumah sakit Ayah sudah tidak bernyawa lagi. Lalu berita tersebut disampaikan oleh tetangga Risa dan saat Risa mengetahui kabar itu, Risa langsung pergi ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit ia menangis di samping jasad Ayah dengan menyesal.
0 comments:
Posting Komentar