Oleh : Rhenald Kasali,
Ph D
Ketua Program Magister
Manajemen Universitas Indonesia
Dalam hidup kita ini, kita mengenal dua jenis
guru, guru kurikulum dan guru inspiratif. Yang pertama amat patuh kepada
kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa menstransfer semua isi buku yang
ditugaskan. Ia mengajarkan sesuatu yang standar (habitual thinking).
Guru kurikulum mewakili 99 persen guru yang saya temui.
Jumlah guru inspiratif amat terbatas, kurang
dari 1 persen. Ia bukan guru yang mengejar kurikulum, tetapi mengajak
murid-muridnya berfikir kreatif (maximum thinking). Ia mengajak
murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box),
mengubahnya di dalam, lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. Jika
guru kurikulum melahirkan manajer-manajer andal, maka guru inspiratif
melahirkan pemimpin-pembaru yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama.