Guru hanyalah seorang manusia biasa yang dengan latar belakang
pendidikan gurunya, mendapatkan legitimasi untuk mengemban sebuah tugas
mencerdaskan anak bangsa. Guru memang dibekali dengan berbagai bekal
pengetahuan dan ketrampilan sesuai bidang masing-masing yang dengannya
ia bisa berdiri di depan kelas di hadapan puluhan pasang mata dengan
wajah masih lucu, lugu bahkan sedikit dungu. Guru dengan dengan berbagai
karakter yang dimiliki, akan menampilkan pembawaan yang berbeda di
hadapan setiap muridnya. Meskipun demikian, satu kesamaan yang tetap
dimiliki oleh guru adalah niat mulia untuk menjadikan anak muridnya
menjadi murid yang berpengetahuan, berbudi pekerti luhur serta memiliki
berbagai ketrampilan.
Murid adalah seorang manusia
yang dengan sadar menerima pelajaran dari seorang yang layak
memberinya pengetahuan, membimbing dan mengarahkannya ke arah yang lebih
baik. Pertemuan keduanya dalam waktu yang cukup lama dengan berbagai
macam pengalaman yang dialami, menjadi harmoni yang indah dan sangat
layak buat di kenang-kenang sebagai bagian dari sejarah hidup baik untuk
si guru maupun untuk murid itu sendiri. Guru dan murid menjadi dua
kesatuan yang secara batin mempunyai ikatan kuat. Ketiadaan salah
satunya mejadilah dua sosok itu tidak akan pernah ada.
Rentang
waktu pertemuan guru dan murid dalam suatu jenjang pendidikan, pastilah
akan dibatasi oleh masa belajar. Hari Sabtu, 24 mei 2014 di SMPN 1
Amuntai Utara telah dilaksanakan sebuah acara rutin yang juga sekaligus
menandai berakhirnya masa belajar buat siswa kelas IX. Ya...hari itu
murid kelas IX melangsungkan acara perpisahan dengan keluarga besar
SMPN 1 Amunta Utara. Bertempat disebuah ruangan sederhana dan dihadiri
oleh orang tua/wali murid kelas IX dan beberapa tamu undangan.
Sebagaimana
biasa, acara pertama adalah menyanyikan lagu yang setiap senin mereka
nyanyikan di lapangan saat mengadakan upacara bendera. Lagu Indonesia
Raya yang berkumandang pada sabtu, 24 Mei 2014 di ruangan sederhana
itulah menjadi saat terakhir mereka menyanyikannya di sekolah ini.
Mereka adalah Rifky Darma, Mujakir, Ahmad Nabawi, Rahmat Hidayat,
Mahruji Dinor, Muhammad Gazali , M. Norhakim, M. Husaini, Tajudinnor,
Ramadani Saputera, Tarmiji, Fikri Maulana, Muhammad Saman, Nurul Fajar,
Fatimah. Nadia Safitri, Helda Fitriani dan Diah Elya Sari.
JANJI
SISWA
Sebagaimana
peribahasa, tak ada satupun di dunia ini yang abadi. Setiap ada pertemuan tentu
ada perpisahan. Itulah yang terjadi hari ini. Makin panjang waktu merentang,
makin banyak rona hidup yang kita temui. Hari ini adalah puncak perjuangan
kalian dalam suatu episode. Namun, janganlah tenggelam dalam euforia yang tak
terbatas karena di depan sana sudah menanti rintangan yang lain, yang harus
kalian taklukkan !
Layar yang untuk
hari ini terkatup sesaat, besok kembali mengembang guna mengarungi samudera
yang lain, samudera kehidupan, menuju
pulau harapan. Hari ini kereta berhenti di sebuah halte, besok kembali berjalan
menuju terminal terakhir.
Sebelum
kalian mengikrarkan janji, Bapak selaku kepala sekolah berharap :
Jika nanti kalian meninggalkan sekolah ini jagalah nama
baik sekolah dimanapaun kalian berada. Gaungkan semangat ! Ukirlah prestasi sebanyak mungkin !
Bila kelak kalian telah berhasil, tataplah diri agar
mengerti siapa diri kalian sebenarnya.
Andai berjalan telah sampai ke batas, tengoklah ke
belakang, agar tahu dari mana kalian berasal.
Apabila yang dicari telah didapat, berbahagialah agar
hidup penuh makna.
Anak-anakku !
Sebaik-baik manusia
bukan orang yang berhasil, melainkan orang yang mampu berbagi pada sesama.
Nah.anak-anakku !
Bersediakah kalian
berjanji, agar dada kami makin lapang dalam melepas kalian ke belantara yang
lebih luas ? (dijawab serentak oleh semua siswa : BERSEDIA)
Jika
kalian bersedia, Ikutilah kalimat berikut !
·
Kami akan tetap
menjaga dan menjunjung martabat sekolah ini dimanapun kami berada.
· Kami akan selalu
mengingat dan mengamalkan petuah yang Bapak dan Ibu Guru berikan hingga nafas
kami berhenti.
·
Kami tidak akan
pernah melupakan jasa dan tetes keringat Bapak dan Ibu Guru dalam menyuburkan
jiwa kami yang semula tandus.
·
Kami tidak akan
berperilaku sombong manakala telah menjadi orang.
·
Kami tidak akan
pernah berhenti berjuang sebelum apa yang kami cari kami dapatkan.
·
Kami siap
memberikan apapun yang kami punya demi kebesaran nama sekolah ini.
Anak-anakku !
Kalian telah
mengucapkan janji yang didengar oleh Tuhan dan para malaikatNYA, begitu pula
kami yang hadir di sini.
Kami percaya,
kalian bukanlah manusia yang gampang melupakan janji.
"SELAMAT JALAN SEMOGA KEBEHASILAN HIDUP DAPAT KALIAN RAIH "